daftar blog gratis penghasil uang


Search

Senin, 01 Maret 2010

PATRA DI SITUBONDO

              Sabtu, 23 Januari 2010, menjadi hari yang istimewa bagi 9 kelompok Pelatihan Anak Tani Remaja (PATRA) di Kabupaten Situbondo. Pada hari itu mereka dikukuhkan oleh pemerintah daerah setempat sebagai salah satu wadah pelatihan yang dikelola oleh petani secara swadaya dalam mewujudkan generasi muda pertanian yang tangguh dan mandiri. PATRA dirasakan cukup efektif dalam mendorong dan mempercepat terjadinya pembangunan usaha-usaha pertanian, meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap para peserta. PATRA merupakan suatu bentuk pelatihan swadaya dimana sumber dana berasal dari swadaya penyuluh pertanian, termasuk distributor dan formulator, dari pihak swasta.
             K. Imam Soejono, A.Md, seorang penyuluh pertanian Kabupaten Bondowoso sekaligus inisiator terbentuknya PATRA, mengungkapkan bahwa pendirian PATRA dilatarbelakangi oleh keprihatinan dan kekhawatiran terhadap minat generasi muda di sektor pertanian yang semakin menurun dari waktu ke waktu. Dengan kepedulian tinggi, Imam Soejono pantang menyerah dalam memotivasi pemuda secara swadaya, dengan harapan nantinya PATRA dapat menjadi cikal bakal Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S).
             Wakil Bupati Situbondo, Drs. H.Suroso, M.Pd  berkesempatan mengukuhkan 9 PATRA dari 8 kecamatan di Situbondo, dengan anggota sebanyak 354 orang. Pengukuhan dilaksanakan di Alun-Alun Besuki, Kabupaten Situbondo dan dihadiri pula oleh Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Pemberdayaan Masyarakat Pertanian, Ir. Syukur Iwantoro, M.S, M.B.A; Kapusbanglatan, Ir. Heri Suliyanto, M.B.A; Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, Ir. Abdul Samad Meleng, M.M; Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Malang, Ir. Maman Surachman, M.Ed; Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Peternakan, serta Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Situbondo. Wabup Situbondo dalam kesempatan ini menyatakan bahwa pengukuhan PATRA ini bertujuan agar seluruh kegiatan dan aktivitas pelatihan yang akan dilakukan dapat berjalan lebih optimal. Dinyatakan pula bahwa PATRA menjadi salah satu basis regenerasi pertumbuhan pertanian dimana hal tersebut dapat dipandang sebagai salah satu peluang besar bagi para pemuda tani di desa untuk dapat mengembangkan usaha taninya dan terhindar dari arus urbanisasi. Potensi tenaga muda pertanian selama ini belum dimanfaatkan secara signifikan karena kecenderungan berprofesi menjadi buruh dan bekerja pada sektor lain. Oleh sebab itu, dengan terbentuknya PATRA diharapkan dapat menjadi suatu wadah untuk memperoleh sumber daya manusia (SDM) pertanian yang berkualitas, bermoral, dan bermanfaat, serta tidak hanya dapat mencukupi kebutuhan sendiri tapi dapat juga membuka peluang bisnis dalam sektor pertanian. SDM ini diharapkan dapat memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang ada dengan lebih inovatif dan kreatif, dengan menerapkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan produksi sehingga dapat pula meningkatkan pendapatan keluarga tani yang akhirnya dapat memberikan dampak pada peningkatan pendapatan asli daerah. Akan tetapi, menurutnya wujud mencerdaskan kehidupan masyarakat melalui pembentukan PATRA ini perlu mendapat dukungan dan perhatian serius pula dari pemerintah pusat agar dalam pelaksanaannya nanti dapat berjalan lebih optimal. 
               Kapusbanglatan dalam sambutannya memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap terbentuknya PATRA di 8 kecamatan di Situbondo. Terbentuknya PATRA sangat relevan dengan visi Badan Pengembangan SDM Pertanian yaitu pengembangan SDM yang profesional, dan berwawasan global dalam rangka meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor, dan kesejahteraan petani. Hal tersebut menunjukan adanya suatu bentuk keswadayaan, kemandirian masyarakat dan fungsi dari otonomi daerah. Dinyatakan pula bahwa hampir 40 % (100 juta orang) penduduk Indonesia memiliki mata pencaharian dalam sektor pertanian, akan tetapi hampir 60 % SDM pertanian yang ada saat ini sudah memasuki usia yang kurang produktif. Hal ini dapat menimbulkan suatu permasalahan yang serius terutama dalam hal alih generasi di bidang pertanian (second generation problem), terlihat dari banyaknya generasi muda yang sudah tidak mau lagi berkecimpung dan aktif dalam kegiatan pertanian serta menurunnya minat para generasi muda mengikuti pendidikan pertanian di perguruan tinggi. Di Indonesia pertanian merupakan sektor utama namun tidak didukung oleh tenaga yang memadai serta didominasi oleh generasi muda yang berorientasi ke sektor lain (non pertanian). Selain itu, kendala yang dihadapi oleh negara kita adalah bagaimana mempersiapkan para generasi muda dalam menghadapi era perdagangan bebas untuk tidak kalah bersaing dengan negara lain. Peran kita dalam bidang pertanian merupakan suatu tugas yang sangat mulia karena kita mengabdi pada kemanusiaan. Oleh sebab itu, pemerintah berharap dengan terbentuknya dan dikukuhkannya PATRA dapat menginisiasi reformasi generasi muda pertanian sehingga dapat pula menginisiasi peningkatan kualitas SDM pertanian ke depan menjadi embrio-embrio pertanian yang tangguh dan mandiri.
              Pada kesempatan dialog interaktif, staf ahli menteri pertanian bidang pemberdayaan masyarakat pertanian menjelaskan bahwa pemerintah sangat mendukung dengan kegiatan yang diupayakan oleh petani untuk maju melalui program-program pemerintah, antara lain dengan dikeluarkannya UU No.41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang mengatur dan melindungi lahan pertanian agar tidak digunakan untuk kegiatan lain, serta dengan mengupayakan petani pedesaan untuk dapat mengakses permodalan melalui Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), Sarjana Membangun Desa (SMD), Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), dan lain-lain. Dengan pengelolaan yang baik diharapkan program-program tersebut dapat memotivasi generasi muda tani dalam berinovasi mengembangkan dan memajukan sektor pertanian dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani secara menyeluruh.
Sumber : BPSDM BPPT Ketindan    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar