daftar blog gratis penghasil uang


Search

Sabtu, 27 Februari 2010

Mentan Resmikan 354 Balai Penyuluhan

Menteri Pertanian Suswono secara simbolis meresmikan 354 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang tersebar di 68 kabupaten/kota se-Indonesia di Desa Kalianyar, kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon, Sabtu (6/2).

Pembangunan BPP ini menurut Suswono sebagai salah satu upaya Kementerian Pertanian untuk mewujudkan empat target kementrian pertanian dalam mengupayakan swasembada pangan, diversifikasi pangan, peningkatan daya saing dan ekspor serta peningkatan kesejahteraan petani.

RPP Khusus Pengangkatan Tenaga Honorer

Rapat Kerja Gabungan Komisi II, VIII, dan X dengan Menpan, Mendiknas, Menag, Menkeu, Mendagri, dan Menkes menyepakatai pembentukan Panja Gabungan untuk merinci keputusan politik DPR dan pemerintah, terkait menyelesaikan proses pengangkatan tenaga honorer yang tersisa dan menjadi permasalahan selama ini.

“Keputusan politik DPR yang disetujui semua komisi dan fraksi di DPR adalah, dalam waktu satu bulan, RPP khusus untuk mengakomodir seluruh tenaga honorer harus sudah diselesaikan oleh Pemerintah,” kata Jazuli Juwaini di sela Rapat Gabungan (25/1/2010).

Kondisi Penyuluh Pertanian di Indonesia

KEMENTERIAN PERTANIAN KEKURANGAN 47 RIBU PPL

formatnews - Banjarmasin, 26/2 : KEMENTRIAN Pertanian kekurangan tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebanyak 47 ribu orang untuk disebar pada sekitar 76 ribu desa di Indonesia, kata Kepala Pusat Pengembangan PPL Kementerian Pertanian, Dr Mei Rohjat di Banjarmasin, Jumat.

Minggu, 21 Februari 2010

Produk padi hibrida PT BISI

INTANI® 1

Golongan
Umur Tanaman
Bentuk Tanaman
Tinggi Tanaman
Anakan Produktif
Posisi Daun Bendera
Jumlah Gabah per Malai
Seed Set
Bentuk Gabah
Bobot per 1000 butir Gabah
Tekstur Nasi
Aroma Nasi
Kadar Amilosa
Rata-rata Hasil
Potensi Hasil
Cere
115 hari
Tegak
95.5 cm
14 batang
Tegak
207 butir
76,42%
Silinder
23,6 gram
Pulen
Sedang
25,57
8,5 ton/ha
11,1 ton/ha
   
SK MENTERI No. 645/Kpts/TP.240/12/2001


F1 INTANI® 2

  • Potensi hasil : 9,9 ton/ha gabah kering giling.
  • Rata-rata hasil 8,4 ton/ha.
  • Umur panen 108-116 hari setelah semai.
  • Tekstur nasi : pulen, wangi (aromatik).
  • Tinggi tanaman ± 96 cm.
 

Produk jagung hibrida PT BISI

BISI® 2

  • Pertumbuhan tanamannya tegak, seragam dan tahan roboh.
  • Toleran terhadap serangan penyakit bulai, karat daun dan bercak daun.
  • Dapat menghasilkan 2 tongkol yang sama besarnya.
  • Jarak tanam dan pemupukan yang tidak sesuai anjuran akan mempengaruhi keluarnya 2 tongkol.
  • Rendemennya sangat tinggi yaitu 83 %, karena mempunyai ukuran janggel kecil, dengan ukuran tongkol besar dan silindris.
  • Tongkol jagung tertutup rapat, sehingga busuk buah berkurang.
  • Potensi hasil rata-rata 9 - 13 ton pipil kering per hektar.
  • Dapat dipanen pada umur ± 103 hari setelah tanam.
  • Populasi tanaman sekitar 62.000 per ha.
  • Kebutuhan benih ± 15 kg/ha. 
  •  
  •  BISI® 7
    • Tanaman tegak dan kokoh
    • Daun erect, lebih efisien dalam pemanfaatan cahaya matahari
    • Tongkol besar dan terisi penuh
    • Potensi hasil 10,4 ton/ha pipil kering
    • Tahan penyakit bulai, karat daun
    • Umur panen ± 97 hari setelah tanam.
    •  
    • BISI® 8
      • Pertumbuhan tanaman kuat dan seragam.
      • Toleran terhadap serangan penyakit bulai, karat daun dan bercak daun.
      • Dapat dipanen mulai umur ± 97 hari setelah pindah tanam.
      • Produksi rata-rata 8 ton dengan potensi hasil mencapai 11 ton pipil kering tiap hektar.
      •  
      •  
      • F1 BISI® 9
      • Pertumbuhan tanaman kokoh dan seragam.
      • Toleran terhadap serangan penyakit bulai, karat daun dan bercak daun.
      • Dapat dipanen mulai umur ± 99 hari setelah pindah tanam.
      • Produksi rata-rata 7,7 ton dengan potensi hasil mencapai 12,6 ton pipil kering tiap hektar.
      • BISI® 10
        • Pertumbuhan tanaman kokoh dan seragam.
        • Toleran terhadap serangan penyakit bulai, karat daun dan bercak daun.
        • Dapat dipanen mulai umur ± 100 hari setelah pindah tanam.
        • Potensi hasil mencapai ± 11,8 ton pipil kering tiap hektar.
       
     
     
 

fungisida mankozeb

VICTORY® 80 WP
BAHAN AKTIF : MANKOZEB 25%

  • Mudah larut dan tidak mudah mengendap
  • Ukuran partikel kecil sehingga larut dengan sempurna membuat hasil semprotan lebih luas dan lebih merata.
  • Tidak menimbulkan keracunan (Fitotoksis) pada tanaman.
  • Mengendalikan semua penyakit tanaman akibat serangan jamur patogen.
  • Tidak mudah menimbulkan resistensi patogen.
  • Membunuh jamur patogen dengan cara merusak enzym metabolisme.






VICTORY 80 WP merupakan Fungisida kontak berbentuk tepung yang dapat disuspensikan dalam air berwarna kuning terang, digunakan untuk mengendalikan penyakit busuk daun (Phytophthora infestans) pada tanaman kentang dan tomat, penyakit Antraknose buah cabe yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici.



PENYAKIT TANAMAN YANG DAPAT DIKENDALIKAN :
TANAMAN
PENYAKIT
KETANG
TOMAT
CABE
BW. MERAH
APEL
MELON
SEMANGKA
TEMBAKAU
Busuk daun (Phytopthora infestans)
Busuk daun (Phytopthora infestans)
Busuk daun (Cercospora capsici, Antracknose Colletotrichum capsici)
Bercak ungu (Alternaria porii)
Busuk daun (Marsonnina coronaria)
Downey mildew (Pseudoronospora cubensis)
Downey mildew (Pseudoronospora cubensis)
Busuk daun (Cercospora nicotiane)
PETUNJUK PENGGUNAAN :
KENTANG
Busuk Daun
(Phytophthora Infestans)
Penyemprotan
volume tinggi
2 - 3 g/liter
TOMAT
Busuk Daun
(Phytophthora Infestans)
Penyemprotan
volume tinggi
2 - 3 g/liter
CABE
Antraknose Buah
(Colletotrichum capsici)
Penyemprotan
volume tinggi
2 - 3 g/liter

produk fungisida pt tanindo

SAROMYL®  35 SD BAHAN AKTIF : METALAKSIL 35%


Nomor Pendaftaran : RI.1367/11-97/T

SAROMYL 35 SD
adalah Fungisida sistemik berbentuk tepung berwarna ungu, digunakan untuk mengendalikan penyakit bulai (Peronosclerospora maydis) pada tanaman jagung dengan cara perlakuan pada benih dan penyakit lanas pada tembakau.




PETUNJUK PENGGUNAAN
Tanaman dan jasad sasaran Dosis Formulasi Waktu Aplikasi
JAGUNG
Penyakit bulai
(Peronosclerospora maydis)
1,25-2,50 gr. SAROMYL 35 SD dengan 8 ml. air per kg. benih jagung.
Sebelum benih ditanam, dicampurkan secara merata dengan larutan SAROMYL 35 SD, kemudian dikering anginkan, benih siap ditanam.
TEMBAKAU
Lanas (Black Shank)
(Phytopthora nicotianae)
Penyiraman 2-3 g/L air
1 Ltr/20 lubang tanam
atau 50ml/lubang tanam
Sehari sebelum tan

Sabtu, 20 Februari 2010

Benih Padi Hibrida Pioneer dan Spesifikasinya

PP1Peningkatan hasil panen tanaman padi dimulai dari pemilihan benih unggul (hibrida) yang baik. Benih padi varietas unggul atau hibrida sudah terbukti bisa meningkatkan produktivitas petani sebanyak 15-20% atau sama dengan pertambahan 1 ton per hektar. Dengan demikian, keuntungan yang di peroleh petani pun dipastikan akan meningkat.

Untuk kebutuhan petani akan benih padi bermutu tinggi, telah dikembangkan benih padi hibrida hasil persilangan galur varietas unggul dengan nama PP1.

Berikut adalah feature dan benefit dari PP1:
Jumlah butir per malai banyak dan bernas
Anakan banyak dan produktif sehingga tanaman dan malai akan lebih banyak
Tanaman tegak, mampu memanfaatkan sinar matahari dengan sempurna sehingga tumbuh sehat dan kokoh
Hasil panen tinggi pada musim kering maupun hujan
Tumbuh sehat, tegak, kokoh, dan seragam, menjamin peningkatan produksi petani
Potensi hasil 10,4 ton/ha gabah kering giling
Pertumbuhan tanaman seragam hingga panen dilakukan serempak
Hasil panen melimpah, nasi pulen, dan harum

Benih jagung hibrida Pioneer dan spesifikasinya

P4 (3014) Si Tahan Bulai yang Berfungsi GandaKey Features Benefits
- Toleran terhadap penyakit bulai dan penyakit utama jagung - Akan menjamin hasil yang maksimal untuk ditanam di daerah penanaman utama jagung lainnya
- Toleran terhadap penyakit hawar daun dan busuk tongkol - Sangat sesuai di tanam di daerah dataran tinggi dimana banyak serangan penyakit hawar daun dan busuk tongkol
- Hibrida silang tiga dengan produksi rata-rata 6,9 ton pipilan kering/ha dan potensi produksinya mencapai 9-11 ton pipilan kering/ha - Menjamin pendapatan hasil panen yang tinggi untuk kondisi yang sesuai
- Umur panen 98 hari setelah tanam di dataran rendah
- Sesuai untuk daerah dimana pola tanam sangat ketat atau ketersediaan pengairan terbatas.

Kamis, 18 Februari 2010

nama produk dagang pestisida dan fungsinya

spontan 400SL



Insektisida racun kontak, lambung dan sistemik berbentuk pekatan yang dapat larut dalam air, berwarna coklat kemerah-merahan untuk mengendalikan hama penggerek batang (Tryporyza incertulas) , wereng coklat (Nilaparvata lugens) , hama putih (Nymphula depunctalis), lalat daun (Hydrellia philipina), hama putih palsu (Cnaphalocrosis medinalis) pada tanaman Padi, lalat bibit (Ophiomya phaseoli) dan penggulung daun (Lamprosema indicate) pada tanaman Kedelai, lalat penggorok daun (Lirimyza huidobrensis) pada tanaman Kentang, dan belalang (Locusta migratoria) pada tanaman Jagung serta (Sexava nubila) pada tanaman Kelapa. Petunjuk penggunaan


Tanaman Hama Dosis
Konsentrasi/Formulasi
Volume
Semprot
Waktu
Penggunaan
Padi Penggerek batang
Tryporyza incertulas
0,75 - 1,5 l/ha 400 - 600 l/ha Apabila ditemukan rata-rata>0,3 kelompok telur/m2 (>3 kelompok telur/10m2) atau serangan sundep rata-rata>10%

Wereng Coklat
Nilaparvata lugens
0,375 - 0,75 l/ha 400 - 600 l/ha Apabila ditemukan rata-rata>20 ekor/rumpun atau 1 ekor/tunas

Hama Putih
Nymphula depunctalis
0,75 - 1,5 l/ha 400 - 600 l/ha

Lalat Daun
Hydrellia phlilipina
0,75 - 1,5 l/ha 400 - 600 l/ha

Hama Putih Palsu
Cnaphalalocrosis medinalis
0,75 - 1,5 l/ha 400 - 600 l/ha
Kedelai Lalat Bibit
Ophiomya phaseoli
0,75 - 1 ml/l 400 - 600 l/ha Penyemprotan dilakukan segera setelah terlihat adanya serangan atau 7 hari setelah tanam

Penggulung Daun
Lamprosema indicata
0,375 - 0,75 ml/l 400 - 600 l/ha Penyemprotan dilakukan segera setelah terlihat adanya serangan atau 7 hari setelah tanam
Kentang Lalat Penggorok
Daun Liriomyza huidobrensis
0,5 - 1 ml/l 400 - 600 l/ha Penyemprotan dilakukan segera setelah terlihat adanya serangan
Jagung Belalang
Locusta migratoria
2 - 4 ml/l 400 - 600 l/ha Penyemprotan dilakukan segera setelah terlihat adanya serangan
Kelapa Hama
Sexava nubila
10 - 20 ml/pohon injeksi batang

Analisis strategik portofolio produk pestisida

Analisis strategik portofolio produk pestisida
analisis Competitive Profile Matrix (CPM), Strategic Position and Action Evaluation Matrix (SPACE Matrik), dan General Electric Matrix (GeE Matriks).
 
Berdasarkan hasil analisis Matrik CPM terhadap enam perusahaan pestisida multinasional di Indonesia dengan market share terbesar , yaitu PT Bayer Crop Science, PT Syngenta, PT Dow Agro Science, PT Nufarm, PT BASF, dan PT DAPI, posisi PT DAPI yang mendapatkan nilai 2,833 masih di bawah PT Bayer Crop Science dan PT Syngenta yang masing-masing mendapatkan nilai 3,238 dan 3,411.
Posisi PT DAPI masih menunjukkan posisi sedikit lebih baik dibandingkan dengan PT Dow Agro Science, PT BASF, dan PT Nufarm yang masing-masing mendapatkan nilai 2,64 ; 2,7 ; dan 2,58. Hasil analisis tersebut di dukung oleh data market share perusahaan - perusahaan pestisida di Indonesia yang menempatkan PT Bayer Crop Science dan PT Syngenta sebagai dua perusahaan besar di Industri pestisida di Indonesia dengan market share 16,16 % dan 14,77 % pada tahun 2006. PT DAPI yang memiliki market share sebesar 7,55 % berada pada posisi ke lima di bawah PT Bayer Crop Science, PT Syngenta, PT Dow Agro Science, PT Nufarm. Namun penguasaan pasar diantara PT Dow Agro Science, PT Nufarm, PT DAPI, dan PT BASF tidak jauh berbeda, dimana masing-masing memiliki market share diantara 7 - 9 %. Hal lain yang dapat di analisa dari Matrik CPM adalah faktor-faktor strategis yang harus diperhatikan dalam bisnis pestisida, seperti : (1) pangsa pasar, (2) Sumber daya manusia, (3) pelayanan, (4) kualitas produk, dan (5) diferensiasi produk (keunikan). Dalam usaha meningkatkan daya saing dalam industri pestisida di Indonesia, Faktor strategis yang harus menjadi perhatian khusus PT DAPI adalah penetapan harga produk, karena dalam faktor strategis tersebut, nilai yang di dapat PT DAPI tidak hanya berada di bawah Syngenta maupun PT Bayer Crop Science, tetapi juga berada di bawah PT Dow, PT Nufarm, dan PT BASF.

PRODUK PESTISIDA PT. Petrokimia Kayaku

PRODUK PESTISIDA PT. Petrokimia Kayaku
 
Produk Bahan Aktif
Insektisida
Insektisida Pertanian
Applaud 10 WP buprofezin 10%
Bassa 50 EC (bpmc 50 g/l)
Diazinon 60 EC diazinon 60 g/l
Diazinon 10 G diazinon 10%
Exocet 50 EC sipermetrin 50 g/l
Kanon 400 EC dimethoat 400 g/l
Mipcinta 50 WP mipc 50%
Petroban 200 EC klorpirifos 200 g/l
Petrofur 3 G karbofuran 3%
Petrovin 85 WP karbaril 85%
Tetrin 30 EC teta sipermetrin 30 g/l
Radar 15 EC alfametrin 15 g/l
Rudal 25 EC lambda sihalotrin 25 g/l
Starfidor 100 SL imidakloprid 100 g/l
Starfidor 5 WP imidakloprid 5%
Montaf 400 SL bisultap 400 g/l
Matros 18 EC abamektin 18 g/l
Insektisida Kehutanan
Termiban 400 EC klorfirifos 400 g/l
Termikon 15 EC alfametrin 15 g/l
Insektisida pada gudang penyimpanan
Cakra 500 EC fenitrotion 500 g/l
Komet 15 EC teta sipermetrin 15 g/l
Petrogud 200 EC klorpirifos 200 g/l
Petrometrin 15 EC alfametrin 15 g/l
Insektisida untuk pengawet ikan
Antiset 15 EC teta sipermetrin 15 g/l
Antiset 1,5 L teta sipermetrin 1,5 g/l
Herbisida
Amexone 500 F ametrin 500 g/l
Amexon 80 WP ametrin 80%
Basmilang 480 AS ipa glifosat 480 g/l
Bigstar 240/120 AS (ipa glifosat 240 g/l dan 2,4 D ipa 120 g/l
Komodor 300/100 AS (ipa glifosat 300 g/l dan 2,4 D dma 100 g/l
Kimiru 45 WP 2,4 D butil ester
Lindas 240 AS ipa glifosat 240 g/l
Maron 500 F diuron 500 g/l
Maron 80 WP diuron 80%
Pantom 200 AS monoamonium glifosat 200 g/l
Saturn-D 6 G tiobencarb 4% dan 2,4 D ipa 2%
Starmin 865 AS 2,4 D dma 865 g/l
Fungisida
Agrifos 400 AS asam fosfit 400 g/l
Petrostar 70 WP propineb 70%
Sultricob 93 WP tembaga oksisulfat 92,6%
Topsin 500 F tiofanat metil 500 g/l
Topsin M 70 WP tiofanat metil 70%
Metazeb 80 WP mankozeb 80%
Mandazim 74/60 WP mankozeb 76% dan karbendazim 6%
Akarisida
Antimit 570 EC propargit 570 g/l
Rodentisida
Rodentisida untuk Pertanian
Petrokum 0,005 RMB brodifakum 0,005%
Petrolone 0,005 RMB bromadiolon 0,005%
Rodentisida untuk rumah tangga
Petrokus 0,005 RMB brodifakum 0,005%
Fumigan
Celphos 56 T alumunium fosfit 56%
Pupuk cair
1. Petrovita  
Pestisida rumah tangga
Banteng 0,3 MC d-alletrin 0,3%
Gorila 0,25 MC d-alletrin 0,25%
Orbit 1,5 L teta sipermetrin 1,5 g/l

ANTISIPASI Hama Penyakit

Salah satu hambatan utama dalam budidaya bawang merah adalah serangan hama dan penyakit. Untuk mengendalikannya, petani di sentra produksi Brebes, Jateng, memilih penggunaan pestisida kimia sintetik. Sementara petani di Desa Guntarano, Kecamatan Tanantovea, Kab. Donggala, Sulteng, justru memanfaatkan bahan-bahan alami alias racun nabati. Berikut pengalaman mereka bergelut dengan hama maupun penyakit yang merusak tanaman bawang merah.

Akbar, Memanfaatkan Kearifan Lokal
Dua tahun silam, seluruh kebun bawang merah di Desa Guntarano yang luasnya 83 ha, luluh-lantak oleh serangan lalat pengorok daun (Liriomyza chinensis). Tak terkecuali kebun milik Akbar, Ketua Kelompok Tani Abadi. “Waktu itu, kebun saya hancur, saya rugi hingga Rp20 juta,” kenangnya.
Menurut Akbar, yang juga Ketua Gapoktan Guntarano, hambatan utama dalam budidaya bawang merah di wilayahnya memang hama pengorok daun. Sampai-sampai dinas terkait menginstruksikan para petani tidak menanam bawang merah selama tiga tahun untuk memutuskan siklus hidup hama itu. “Jika serangannya mengganas, bisa habis satu hektar dalam semalam,” tandasnya.
Pengalaman pahit itu memaksa Akbar memutar otak mencari cara pengendalian yang jitu. Dia menyimpulkan, ledakan Liriomyza itu dipicu oleh tingginya penggunaan insektisida kimia sehingga perlu dicari alternatif pengendaliannya. “Saya bersama petani lainnya sudah mencoba berbagai ramuan alami, dan berhasil,” akunya.
Beberapa jenis tanaman yang dimanfaatkan sebagai insektisida hayati itu adalah akar tuba, akar kelor, sambiloto, daun pepaya, daun srikaya, dan daun mindi. Akar tuba atau akar kelor ditumbuk, diperas airnya, lalu larutannya disemprotkan. “Larutan ini bisa menyelamatkan 75% dari lahan yang terserang,” ucapnya.
Insektisida alami lainnya, yaitu campuran daun sambiloto, daun pepaya, daun srikaya, dan daun mindi. Daun-daun itu dicincang dan dimasukkan ke dalam drum. Setengah drum berisi rajangan dan setengahnya lagi diisi air penuh. Setelah dibiarkan dua malam, larutan itu disemprotkan. Cara ini lebih banyak dipilih petani karena hasilnya lebih paten.

SLPTT Padi

1. INOVASI TEKNOLOGI PADI

Pemerintah bertekad mempercepat upaya peningkatan produksi padi nasional untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun.
Hal ini diimplementasikan, antara lain, melalui program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Dimulai pada tahun 2007 hingga 2009, program P2BN ditargetkan mampu meningkatkan produksi
beras 5% setiap tahun. Salah satu strategi yang diterapkan dalam program P2BN adalah meningkatkan produktivitas padi melalui penerapan inovasi teknologi. Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian telah menghasilkan berbagai inovasi teknologi yang mampu meningkatkan
produktivitas padi, di antaranya varietas unggul yang sebagian di antaranya telah dikembangkan oleh petani. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Badan Litbang Pertanian juga telah menghasilkan dan mengembangkan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang ternyata mampu
meningkatkan produktivitas padi dan efisiensi input produksi. Dalam upaya pengembangan PTT secara nasional, Departemen Pertanian meluncurkan program Sekolah Lapang (SL) PTT. Panduan SL-PTT padi ini dimaksudkan sebagai: (1) acuan dalam pelaksanaanSL-PTT padi dalam upaya peningkatan produksi beras pada tahun 2008 di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota; (2) pedoman dalam koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan program peningkatan produksi padi melalui SL-PTT antara di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/ kota; (3) acuan dalam penerapan komponen teknologi PTT padi oleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung upaya
peningkatan produksi; dan (4) pedoman dalam peningkatan produktivitas, produksi, pendapatan, dan kesejahteraan petani padi. keadaan agroekosistem yang digunakan pada dua lembar kertas gambar (karton manila). Lembaran pertama untuk menggambarkan agroekosistem lahan sawah sekolah lapang dan lembar
kedua untuk agroekosistem laboratorium lapang. Gambar agroekosistem dibuat pada saat pengamatan dan berisikan potret pertanaman dan aspek yang mempengaruhi. Bagaimana dan apa yang
akan digambar? Tabel 4.

SLPTT jagung

1.PENDAHULUAN
Produksi jagung masih dapat ditingkatkan melalui peningkatan produktivitas
dan perluasan areal tanam, terutama di luar Jawa. Dewasa ini luas areal
panen jagung nasional baru sekitar 3,60 juta ha dengan produktivitas 3,40
ton/ha. Sementara produktivitas jagung di tingkat penelitian berkisar antara
4,0-9,0 ton/ha, bergantung pada kondisi lahan, lingkungan setempat, dan
teknologi yang diterapkan.
Di Indonesia, jagung ditanam pada agroekosistem yang beragam, mulai
dari lingkungan berproduktivitas tinggi (lahan subur) sampai berproduktivitas
rendah (lahan suboptimal dan marjinal). Karena itu diperlukan
teknologi produksi spesifik lokasi, sesuai dengan kondisi lingkungan
setempat.
Pengembangan jagung di lahan sawah pada musim kemarau
merupakan langkah yang strategis, karena dapat mengurangi defisit pasokan
produksi yang umumnya terjadi pada musim kemarau, kualitas hasil panen
umumnya lebih tinggi, dan harga jagung pada saat itu juga relatif tinggi.
Selama ini komponen teknologi budi daya jagung diterapkan secara
parsial, terutama pada lahan berproduktivitas rendah, sehingga tidak
memberikan dampak yang nyata terhadap peningkatan produksi.
Memadukan berbagai komponen teknologi yang saling menunjang atau
bersifat sinergis diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi
sistem produksi jagung.
Melalui penelitian dalam jangka panjang, Badan Litbang Pertanian telah
menghasilkan berbagai komponen teknologi jagung. Penerapan komponenkompoen
teknologi tersebut dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman
Terpadu (PTT) ternyata mampu meningkatkan produkivitas dan efisiensi
usahatani, sehingga berujung pada peningkatan pendapatan. Di beberapa
lahan sawah tadah hujan di Sulawesi Selatan, misalnya, pengembangan
jagung dengan pendekatan PTT dalam hamparan dengan luas minimal 5
ha memberikan hasil 5,4-7,3 ton/ha. Sebelumnya, lahan suboptimal tersebut
biasanya diberakan setelah panen padi.
Belajar dari pengalaman dalam penelitian pada beberapa lokasi di
Indonesia, pengembangan inovasi teknologi jagung dengan pendekatan
PTT diperkirakan mampu memberikan kontribusi yang nyata bagi
peningkatan produksi nasional.
2. PENGERTIAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)
PTT adalah model atau pendekatan dalam budi daya yang mengutamakan
pengelolaan tanaman, lahan, air, dan organisme pengganggu tanaman
(OPT) secara terpadu dan bersifat spesifik lokasi. Dengan demikian, PTT
bukan paket teknologi.
PTT jagung bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan
produktivitas jagung secara berkelanjutan dan meningkatkan efisiensi
produksi. Pengembangan PTT di suatu lokasi senantiasa memperhatikan
kondisi sumber daya setempat, sehingga teknologi yang diterapkan di suatu
lokasi dapat berbeda dengan lokasi yang lain. Dengan demikian teknologi
yang diterapkan dengan pendekatan PTT bersifat sinergistik dan spesifik
lokasi.
Sesuai dengan masalah yang ada di lokasi setempat, komponen
teknologi yang dapat dikembangkan dalam PTT jagung antara lain varietas
unggul, benih bermutu, penyiapan lahan hemat tenaga, populasi tanaman
optimal, pemupukan yang efisien, pengendalian OPT dengan mengutamakan
aspek kelestarian lingkungan, pengelolaan panen dan pascapanen
yang sesuai dengan kondisi sosial-ekonomi masyarakat.

Sabtu, 13 Februari 2010

BUDIDAYA KACANG TANAH

I. PENDAHULUAN
Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Disamping itu juga karena faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya.
PT. NASA berusaha berperan meningkatkan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan ( Aspek K - 3 ).

II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a. Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
b. Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.
c. Kelembaban udara berkisar 65-75 %.
d.Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

2.2. Media Tanam
a. Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.
b. pH antara 6,0-6,5.
c. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.
d. Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
BUDIDAYA MANGGA

PENDAHULUAN
Produksi mangga pada saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasar, khususnya pasar luar negeri. Ketidakmampuan ini bukan hanya disebabkan produktivitas rendah tetapi juga kualitasnya masih kurang. Kondisi ini disebabkan oleh penerapan teknologi budidaya yang belum optimal.
Memperhatikan hal tersebut PT. NATURAL NUSANTARA membantu peningkatan produksi secara kuantitas , kualitas dan kelestarian (Aspek K-3). sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas.
AGROEKOLOGI
Tanaman mangga tumbuh baik pada ketinggian 50-300 m dpl pada lapisan tanah tebal dan struktur tanah remah dan berbutir-butir.
VARIETAS
Varietas yang bernilai jual tinggi antara lain Gadung 21 atau Arumanis 143. Varietas lainnya adalah Manalagi 69, Lalijiwo, Chokanan dan Golek 31.
PERSIAPAN LAHAN
Lubang tanam dibuat 1-2 bulan sebelum tanam,ukuran 1 m x 1m x 1 m dan jarak tanam 6 m x 8 m. Dua minggu sebelum pelaksanaan tanam, tanah galian dimasukkan kembali ke dalam lubang tanam dengan campur pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Akan lebih optimal siram SUPERNASA (0,5 sdm / + 5 lt air/pohon).
PENANAMAN
Penanaman di awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam kantong plastik dilepas. Kedalaman tanam + 15-20 cm diatas leher akar dan tanah disekitar tanaman ditekan ke arah tanaman agar tidak roboh. Tanaman diberi naungan dengan posisi miring ke barat dan selanjutnya dikurangi sedikit demi sedikit.
PEMUPUKAN
~ Pupuk Kandang (PK) diberikan 1 kali pada awal musim hujan. Caranya dibenamkan disekitar pohon selebar tajuk tanaman atau menggali lubang pada sisi tanaman. Mangga umur 1 - 5 tahun diberi 30 kg PK, umur 6 - 15 tahun diberi 60 kg PK. Akan lebih optimal jika ditambahkan ~ ~ SUPERNASA atau jika pupuk kandang sulit dapat digunakan SUPERNASA dengan dosis :
- Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.
- Alternatif 2 : 1 botol SUPER NASA encerkan dalam 2 lt (2000 ml) air jadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 lt air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk menyiram per pohon.
~ Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 - 4 bulan sekali.
~ Penyemprotan POC NASA (4-5 ttp/tangki) atau lebih optimal POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 ttp ) per tangki setiap 1 - 3 bulan sekali.
~ Pupuk NPK 2 kali setahun di awal (Nopember - Desember), akhir musim hujan (April - Mei) dosis sbb:Umur (th) PK
(kg) Dosis Pupuk Makro (KG/Pohon)
ZA TSP KCl
1 – 3 20 – 30 0.5 – 1 0.25-0.5 0.25-0.5
4 - 6 30 – 40 1 – 2 0.5 – 1 0.5 – 1
7 – 10 50 – 60 2 – 3 1 – 1.5 1 – 1.5
> 10 50 – 60 3 – 4 1.5 – 2 1.5 – 2
BUDIDAYA ANGGUR
 

PENDAHULUAN
Produksi anggur ( Vitis sp.) di Indonesia belum optimal. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan produksi anggur secara kuantitas, kualitas dan kelestarian lingkungan (Aspek K-3) untuk bersaing di era pasar bebas.

SYARAT TUMBUH
Ketinggian 25-300 m dpl, suhu 25-310 C, kelembaban udara 75-80 %, intensitas penyinaran 50% - 80%, 3-4 bulan kering, curah hujan 800 mm/tahun dan pH tanah 6-7. Tipe tanah : liat dan liat berpasir (alluvial dan grumosol).

PERSIAPAN LAHAN
1. Bersihkan lahan, cangkul/bajak sampai gembur.
2. Pengapuran pada tanah masam dosis 5 ton/ ha.
3. Buat saluran pemasukan dan pembuangan air irigasi
4. Buat lubang tanam 60x60x50 cm / 75x75x70 cm, jarak tanam 3 x 3 m / 5 x 4 m, keringanginkan + 2-4 minggu, isikan tanah lapisan bawah ke dasar lubang.
5. Campurkan tanah lapisan atas : pupuk kandang ( + 20-40) : pasir perbandingan 1:1:2 serta Natural GLIO + 5-10 gram/lubang dan isikan ke lubang bagian atas.

PENYIAPAN BIBIT
Bibit siap tanam umur 1,5 - 2 bulan, perakarannya 5-10 cm, tumbuh sehat, bertunas dua. Kebutuhan bibit jarak tanam 3 x 3 cm sebanyak 890 batang/ha, jarak tanam 5 x 4 cm sebanyak 500 batang/ha. Sebulan sebelum tanam, bibit anggur terpilih diadaptasikan di sekitar lahan
BUDIDAYA KEDELAI

BUDIDAYA SEMANGKA

I. PENDAHULUAN
Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit tanaman, pengaruh cuaca /iklim, serta teknis budidaya petani.
PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).

BUDIDAYA BAWANG MERAH

Budidaya Tanaman Cabe
 
Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) LPTP Koya Barat, Irian Jaya No. 02/99
Diterbitkan oleh: Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Koya Barat
Jl. Yahim – Sentani – Jayapura
No : 02/Jul.'99 Seri : Hort / PAATP / Martina.SL Agdex 68/ 20

PENDAHULUAN
Cabai (Capsicum Annum var longum) merupakan salah satu komoditas hortikultura
yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, Karena buahnya selain dijadikan
sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani,
sebagai bahan baku industri, memiliki peluang eksport, membuka kesempatan kerja
serta sebagai sumber vitamin C. Luas tanaman dan produksi cabe di Irian Jaya pada
tahun 1998 adalah 4.104 ha dengan produksi 8.565 ton/ ha.
SYARAT TUMBUH
1. Tanah
- Tanah berstruktur remah/ gembur dan kaya akan bahan organik.
- Derajat keasaman (PH) tanah antara 5,5 - 7,0
- Tanah tidak becek/ ada genangan air
- Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan.
2. Iklim
- Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
- Suhu udara 16° - 32 ° C
- Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah, keadaan sinar
matahari cukup (10 - 12 jam).
TEKNIK BUDIDAYA
1. Persemaian
- Kebutuhan benih setiap hektar pertanaman adalah 150 - 300 gram dengan daya
tumbuh lebih dari 90 %.
- Siapkan media semai dari tanah, pasir dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1 yang dibuat bedengan setinggi ± 20 cm, lebar ± 1 m dan
panjang 3-5 m serta diberi naungan dari jerami atau alang-alang/ daun kelapa.
- Sebar benih secara merata atau ditebar dalam garikan dengan jarak antar
garitan 5 cm dan ditutup tanah tipis-tipis lalu disiram. Pertahankan kelembaban
tanah tetap baik agar biji cepat tumbuh
- Setelah bibit berumur 10 hari, maka dilakukan pengkokeran untuk memudahkan
penanaman dan mencegah kematian pada waktu tanaman dipindahkan. Sebagai
koker dapat digunakan daun pisang , daun kelapa atau kantong plastik. Bibit
yang telah dikoker ditempatkan dibawah naungan persemaian.

Rabu, 10 Februari 2010

Aplikasi pembuatan kompos




Bahan-bahan yang dibutuhkan ;
  1. Kotoran sapi / ayam / babi / enceng gondok / sampah organic.
  2. kapur untuk meningkatkan pH pupuk.( kapur pertanian / dolomite / kapur bakar )
  3. Sekam padi bakar ( kalau ada ) atau serbuk gergaji.
  4. EM-4 untuk bioaktivator.
  5. gula pasir
  6. gembor / siram-siram.
  7. naungan ( bisa terpal ) untuk menghindari sinar matahari dan hujan.
Formula campuran bahan-bahan =

1 botol EM4 + 1,8 ton limbah sapi + 100 kg kapur + 100 kg sekam padi bakar / serbuk gergaji.

ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN

. Jagung
1. Hama Tanaman Jagung
a. Penggerek Batang Jagung (Ostrinia furnacalis Guen ) (Ordo :
Lepidoptera, Famili : Noctuidae)
Bioekologi : Ngengat aktif malam hari, dan menghasilkan beberapa generasi
pertahun, umur imago/ngengat dewasa 7-11 hari. Telur diletakkan berwarna putih,
berkelompok, satu kelompok telur beragam antara 30-50 butir, seekor ngengat betina
mampu meletakkan telur 602-817 butir, umur telur 3-4 hari. Ngengat betina lebih
menyukai meletakkan telur pada tanaman jagung yang tinggi dan telur di letakkan
pada permukaan bagian bawah daun utamanya pada daun ke 5-9, umur telur 3-4 hari,
Larva, larva yang baru menetas berwarna putih kekuning-kuningan, makan
berpindahpindah, larva muda makan pada bagian alur bunga jantan, setelah instar
lanjut menggerek batang, umur larva 17-30 hari. Pupa biasanya terbentuk di dalam
batang, berwarna coklat kemerah merahan, umur pupa 6-9 hari.

Hama Penyakit Tanaman Padi

HamaPenggerek batang padi 
- stem borer
Wereng coklat - brown planthopper
Wereng hijau - green leafhopper
Kepinding tanah - black bug
Walang sangit - rice bug
Tikus - rat
Ganjur - gall midge
Hama putih palsu - leaffolder
Hama putih - caseworm
Ulat tentara/grayak - armyworm
Ulat tanduk hijau - green horned caterpillar
Ulat jengkal-palsu hijau - green semilooper
Orong-orong - mole cricket
Lalat bibit - rice whorl maggot
Keong mas - golden apple snail

PESTISIDA DAN PENGGUNAANNYA



Oleh:
Rudy C Tarumingkeng, PhD
Guru Besar Institut Pertanian Bogor,
Anggota Komisi Pestisida RI,
Anggota Panel Teknologi Lingkungan RUT-LIPI
Pestisida
Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan
untuk membunuh jasad hidup yang mengganggu tumbuhan,
ternak dan sebagainya yang diusahakan manusia untuk
kesejahteraan hidupnya. Pest berarti hama, sedangkan cide
berarti membunuh.
Dalam praktek, pestisida digunakan bersama-sama dengan
bahan lain misalnya dicampur minyak untuk melarutkannya, air
pengencer, tepung untuk mempermudah dalam pengenceran
atau penyebaran dan penyemprotannya, bubuk yang dicampur
sebagai pengencer (dalam formulasi dust), atraktan (misalnya
bahan feromon) untuk pengumpan, bahan yang bersifat sinergis
untuk penambah daya racun, dsb.
Karena pestisida merupakan bahan racun maka
penggunaanya perlu kehati-hatian, dengan memperhatikan
keamanan operator, bahan yang diberi pestisida dan lingkungan
sekitar. Perhatikan petunjuk pemakaian yang tercantum dalam
label dan peraturan-pearturan yang berkaitan dengan
penggunaan bahan racun, khususnya pestisida.
Penggolongan pestisida menurut jasad sasaran
· Insektisida, racun serangga (insekta)
· Fungisida, racun cendawan / jamur
· Herbisida, racun gulma / tumbuhan pengganggu
· Akarisida, racun tungau dan caplak (Acarina)
· Rodentisida, racun binatang pengerat (tikus dsb.)
· Nematisida, racun nematoda, dst.

pestisida

PENGGOLONGAN JENIS DAN BAHAN AKTIF PESTISIDA YANG TERSEDIA
AKARISIDA
BAHAN AKTIF NAMA
Propargit Omite 570 EC
Dikofol Kelthane 200 EC
Tetradifon Tedion 75 EC
Piridaben Samite 135 EC

BAKTERISIDA
BAHAN AKTIF NAMA
Streptomisin sulfat Agrept 20 WP
Plantomycin 7 SP
Bactomycin 15/5 WP
Oksitetrasiklin Bactocyn 150 AL

Kamis, 04 Februari 2010

Saya produk Situbondo, tinggal di Asembagus, lokasi kerja Desa Sopet dan Desa Pesangrahan Kec.Jangkar, Kab. Situbondo